Kamis, 23 Januari 2014

KESULITAN DALAM MELAKSANAKAN AJARAN AGAMA DAN TATA SUSILA

KESULITAN DALAM MELAKSANAKAN
AJARAN AGAMA DAN TATA SUSILA


Agama adalah kepercayaan terhadap Tuhan Yang Maha Esa serta segala sesuatu yang berkaitan dengan itu, berkaitan dengan hal-hal yang bersifat religius. Namun agama bukanlah sekedar kepercayaan tetapi juga keyakinan hidup bagi pemeluknya. Dan pelaksanaan dan pengamalannya perlu diaktualisasikan sesuai dengan kenyataan hidup sehari-hari dan dapat diterima dengan akal sehat. Agama berfungsi sebagai pandangan hidup manusia, sebagai pedoman, penuntun, dan pendorong manusia untuk dapat berbuat baik.
Tata Susila atau Etika adalah aturan untuk bertingkah laku. Menurut Prof.Dr.I.B Mantra, tata susila merupakan peraturan/aturan tingkah laku yang baik dan mulia yang harus menjadi pedoman hidup manusia yang bertujuan untuk membina hubungan yang selaras, rukun, dan harmonis antara seseorang dengan makhluk hidup disekitarnya. Yang bertata susila adalah manusia. Manusia bertata susila pada saat bergaul karena manusia sebagai makhluk sosial. Adapun tata susila ini berfungsi untuk membina watak manusia menjadi anggota keluarga, masyarakat, dan menjadi anak bangsa yang bermartabat mulia dan mencapai moksa. Landasan dasar dari pelaksanaan tata susila ini adalah agama. Karena kita bertata susila menurut ajaran agama. Agama memberikan penerangan untuk menjalani kehidupan.
Meskipun demikian dalam pelaksanaan dan penerapan ajaran agama dan tata susila tidak semudah yang dibayangkan. Banyak faktor-faktor yang menghambat dan menyulitkan untuk menerapkan ajaran agama dan tata susila tersebut. Adapun diantaranya sebagai berikut :

1. Kesulitan dalam melaksanakan ajaran Agama :
- Kurangnya pemahaman dan pendidikan mengenai ajaran-ajaran agama itu sendiri.
- Ajaran–ajaran agama yang dipelajari kurang relevan dan kurang diaktualisasikan dengan kehidupan sehari-hari.
- Kurangnya niat dalam diri seseorang untuk mengembangkan dan menyalurkan atau mentransfer pengetahuan agama yang dimiliki.
- Kurangnya sosialisasi agama pada masyarakat misalnya tidak efektifnya pelaksanaan Dharma Wacana agama.
- Perbedaan pandangan dalam masyarakat tentang agama, sehingga sulit untuk melaksanakan atau mengimplementasikan ajaran agama.
- Sulitnya mewujudnyatakan kepercayaan atau keyakinan beragama, sehingga maraknya pertanyaan-pertanyaan mengenai keberadaan Tuhan.
- Sulit untuk menerapkan ajaran agama yang berupa pengendalian diri, mengendalikan hawa nafsu atau keinginan, dan sulit untuk ikhlas serta menerima kenyataan.
- Sulit untuk menjalankan dharma agama dan dharma negara, karena perubahan zaman.

2. Kesulitan dalam melaksanakan ajaran Tata Susila :
Seperti kita ketahui bahwa tata susila adalah aturan untuk bertingkah laku. Sulitnya menerapkan ajaran tata susila dalam kehidupan sehari-hari dapat dilihat dari beberapa faktor diantaranya :

1. Faktor Keluarga
Keluarga adalah pendidikan yang pertama dan utama bagi seseorang. Keluarga merupakan dasar atau pondasi bagi seseorang untuk membentuk tingkah laku. Apabila dalam keluarga seseorang kurang mendapat perhatian dan kasih sayang yang seharusnya, misalnya orang tua yang sibuk atau sering bertengkar dihadapan anak terlebih lagi broken home maka dia akan mencari perhatian dan sensasi di luar keluarga. Walaupun dia mengetahui apa yang hendak dilakukan itu tidak baik, tetapi dia tetap lakukan karena dorongan psikologis dan kejiwaan orang tersebut untuk mencari hiburan dan kesenangan serta menghilangkan stress.
2. Faktor Sekolah dan Pergaulan Seseorang
Selain dalam keluarga, di sekolah seseorang akan mendapat pendidikan dan pengetahuan mengenai tata susila. Namun karena pergaulan sangat mempengaruhi tingkah laku seseorang, maka sulit untuk menjalankan ajaran tata susila yang sudah diajarkan di sekolah. Misalnya saja seseorang mengikuti teman-temannya untuk berbuat hal-hal yang tidak baik, karena dia ingin menunjukkan solidaritasnya terhadap teman.
3. Faktor Lingkungan Masyarakat
Dalam era globalisasi, kehidupan masyarakat semakin modern. Tingkah laku manusia juga terbawa arus. Banyaknya pengaruh-pengaruh budaya dari luar mengakibatkan tingkah laku seseorang semakin lupa dengan ajaran-ajaran tata susila. Terlebih lagi apabila kebudayaan itu tidak disaring/difilter terlebih dahulu apakah sesuai dengan kepribadian kita atau tidak. Dari ketiga faktor tersebut, seseorang sangat sulit untuk menerapkan etika dan sopan santun, mulai dari etika berbicara, berjalan, berdiri, duduk, mandi, tidur, berpakaian, bertamu, berpacaran hingga etika berkendaraan.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar